SELAMAT DATANG WA'A KASANGKOMPO (SAUDARA) di BLOG ANAK PAMONA . . . .PAKAROSO MOSINTUWU NAKA MOLANTO . . . . SINTUWU MAROSO . . . .

Selasa, 22 Oktober 2013

Cerita Rakyat To' Pamona dan To' Wotu Asli

Cerita Part I :

Pada zaman dahulu kala dalam sebuah Hutan yang begitu luas dimana di dalamnya terdapat Sungai yang aliran airnya begitu deras dan luas. Di dalam hutan ini terdapat seseorang yang hidup di Hulu sungai dan melakukan aktivitas keseharianya adalah bercocok tanam atau bertani, dengan menanam berbagai jenis tanaman, mulai dari padi, buah-buahan dan jagung, dan orang ini di sebut sebagai " To' Lampu atau To' Pamona ". Suatu ketika pada saat musim panen jagung tiba To' Lampu ini mulai melakukan kegiatan panen jagungnya, sebagian hasil panennya dia simpan n sebagian pula dia konsumsi, asyik-asyiknya dia memakan jagung rebus dan bakarnya, dia tak sengaja membuang sisa jagungnya yakni tongkolnya atau dalam bahasa Pamonanya " Pusu jole " di sungai, sekian lama tongkol jagung yang di buang oleh To' Lampu ini terbawa arus atau aliran sungai, suatu ketika di Hilir sungai seseorang tak sengaja melihat tongkol jagung yang terbawa aliran air sungai, setika itupula orang ini kaget dan bertanya-tanya dalam diri dan berkata " ini adalah tongkol jagung, bagaimana mungkin ini bisa terbawa oleh air dan dari mana asalnya ?? ". Ia kemudian mengambil kesimpulan bahwa di dalam hutan yang luas dan lebat ini bukan hanya dirinya saja manusia yang hidup akan tetapi ada manusia lain dan seseorang yang menemukan tongkol jagung ini adalah " To' Wotu " yang hidup di sekitaran Hilir sungai .

Singkat cerita To' Wotu ini dengan rasa penasarannya ingin mengetahui dari mana asal tongkol jagung tersebut, Ia mulai mengikuti aliran sungai dari Hilir menuju Hulu sungai dan berharap menemukan petunjuk bahwa dari mana asal dan siapa sebenarnya pemilik tongkol jagung ini, apakah ini milik manusia atau dari hewan namun nalurinya percaya ini adalah milik seseorang, setelah sekian jauh dia berjalan menyusuri hutan, Ia menemukan sebuah pohon dan pohon tersebut begitu bersih beda dengan pohon-pohon yang ada di sekitarnya yang begitu kotor, di pohon yang bersih tersebut terdapat sebuah bambu yang di letakan dan menyerupai sebuah tangga untuk memenjat pohon tersebut dan ternyata pohon ini adalah Pohon Aren ata Enau yang dimana kelola untuk di buat Tuak atau Ballo atau Baru dalam bahasa pamonaya. Berdasarkan temuan yang ia ketemukan maka rasa penasarannya bahwa di dalam hutan ini bukan hanya dia akan tetapi ada orang lain, namun itu masih menjadi tanda tanya untuk dirinya menurut To' Wotu.

Untuk membuktikan bahwa didalam hutan ini bukan hanya dirinya dan temuan yang ia ketemukan mulai dari tongkol jagung sampai pada pohon tuak atau baru, ia memutuskan untuk menunggu di sekitar pohon tuak atau baru dengan bersembunyi, lama dia menunggu sosok yang ia tunggu-tunggu ini tak kunjung muncul  juga, maka dari itu ia memutuskan untuk kembali ke rumahnya atau pondokkan dan akan kembali keesokan harinya.

Keesokan harinya To' Wotu ini datang lagi ke Pohon Tuak atau baru dan berharap dia bisa bertemu dengan pemilik Pohon tersebut, namun sayang ia lambat ternyata To' Lampu baru-baru saja selsai mengambil air Tuaknya atau Ue baru. Maka To' Wotu ini memutuskan untuk pulang dan akan datang kembali pada sore hari, To' Wotu ini pulang ke tempatnya dan memutuskan untuk memberikan sesuatu pada sesorang yang dianggap masih misterius ini, pada sore hari To' Wotu ini kembali ke pohon tuak dengan membawa sesuatu di didalam kernajang kecil yang dianyam dari dedaunan dalam bahasa pamona kamboti dan meletakan atau mengantung barang tersebut pas tepat di anak tangga yang ada di pohon tuak dan To' Wotu ini berkata " kalau memang sosok yang saya cari tau selama ini adalah manusia pasti dia akan mengambil pemberianku ini, maka pulanglah To' Wotu ke tempatnya.

Keesokan harinya lagi To' Lampu ini datang untuk mengambil air tuaknya, namun tiba-tiba dia di kejutkan dengan sebuah keranjang kecil yang tergantung di anak tangganya, lalu ia membuka isi keranjang tersebut dan mencoba isinya ternyata isi dan rasanya adalah Garam, lalu To' Lambu ini berkata " berarti di sekitar atau di dlam hutan ini bukan hanya saya yang hidup akan tetapi ada orang lain namun dia itu siapa ?? " . Tanpa menunggu waktu To' Lampu ini pun membalas kiriman misterius dengan seikat Jagung muda. Hari berikutnya datanglah To' Wotu untuk melihat apakah barang yang ia simpan kemarin masih ada atau sudah diambil oleh sosk misterius itu, tiba di pohon Tuak dia mendapatkan seikat jagung muda, maka To' Wotu ini mulai menemukan titik terang dari pencariannya selama ini, bahwa ini adalah seorang manusia yang mengambil Garamnya dan menemukan beberapa bekas telapak kaki di sekitar pohon Aren tersebut, maka dari situlah To' Wotu ini memutuskan untuk menunggu di sekitaran pohon aren, sela beberapa jam kemudian trdengarlah langkah dari balik semak-semak di tengah hutan dan seketika itupula munculah sosok seseorang dengan berikatkan parang dengan rumahnya ( moguma ) lengkap dengan bambu untuk tempat air tuak atau Ue baru, maka To' Wotu ini mulai berkata " oh,, jadi kamulah orang yang selama ini saya cari tau, yang membuang tongkol jagung di sungai dan membuat air tuak atau ue baru ?? ", lalu To' Lampu ini menjawab " ia sayalah yang membuang tongkol jagung di sungai, jadi kamu juga yang menyimpan garam di tangga saya ? ", To' Wotu menjawab " ia itu saya, karena saya ingin mengetahui siapa pemilik tongkol jagung yang saya ketemukan di sungai.

Dari pertemuan dan perkenalan  di bawah pohon tuak inilah mulai terjadi komunikasi antara To' Lampu atau To' Pamona ( Suku Pamona ) dengan To' Wotu atau Orang Wotu asli, terjalin hububugan persahabatan, kekeluargaan dan silahturahmi antara keduanya.







Sumber : Berdasarkan dari beberapa tokoh masyarakat pamona yang penulis wawancarai