SELAMAT DATANG WA'A KASANGKOMPO (SAUDARA) di BLOG ANAK PAMONA . . . .PAKAROSO MOSINTUWU NAKA MOLANTO . . . . SINTUWU MAROSO . . . .

Jumat, 16 Agustus 2013

DIBALIK KEMEGAHAN BATU MEGALITIK “WATU MORA’A”

Terletak hampir dipersimpangan segitiga wilayah administrasi Kabupaten Poso, kabupaten Morowali dan Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan, diantara rimbunan pepohonan hutan Sulawesi Tengah, berdiri kokoh satu batu megalitik dengan memancarkan cahaya kehidupan dan daya tarik kemegahan laksana sebuah kesatrian bekas kerajaan yang tak berpenghuni . Dari jarak dekat tampak berbagai ruang dan bekas bekas sarana kebutuhan hidup manusia yang pernah mendiaminya. Lokasi ini dapat ditempuh dari dusun watumaete Desa Mayoa kecamatan Pamona Selatan kabupaten Poso sekitar kurang lebih 15 km melalui jalan setapak. Masyarakat desa Mayoa biasanya dapat menempuh perjalanan setengah hari melalui jalan kaki dengan medan perjalanan naik turun lembah yang cukup melelahkan. Pada tahun 2008 dan 2009 pemerintah kabupaten Poso kembali membangun jalan setapak dan rumah peristirahatan di lokasi watu mora’a. Hal ini dilakukan untuk mempermudah akses dan keamanan serta kenyamanan para wisatawan ataupun peneliti yang datang ke lokasi karena akses jalan dan tempat peristirahatan di lokasi watumora’a sudah mulai rusak dan nyaris tak memadai lagi. Sepanjang perjalanan akan melintasi beberapa tempat yang mencirikan bahwa terdapat bebatuan tambang yang berharga diantaranya emas, Batu giok dan bebatuan berharga lainnya. Jika datang ke lokasi watumora’a hendaknya harus bermalam mengingat waktu tempuh dan medan yang harus diperhitungkan. 




 Sumber : www.posokab.go.id

Raker Lembaga Adat Pamona Poso Tahun 2012

Budaya dan adat istiadat daerah merupakan kearifan lokal dan aset daearah yang merupakan salah satu norma kehidupan masyarakat yang terus tumbuh, dan dijunjung tinggi seiring dengan perkembangan peradaban manusia, demikian halnya dengan suku Pamona yang mendiami tana Poso yang saat ini berada di kabupaten Poso dan sekitarnya, merupakan satu dari banyak suku di Indonesia yang masih tetap memelihara budaya dan adat istiadatnya. Wakil Bupati Poso Ir. T.Samsuri, M.Si didampingi oleh Ketua umum majelis adat pamona kabupaten Poso Anthony H.Tadjongga,S.Sos, membuka dengan resmi rapat kerja lembaga adat Pamona kabupaten Poso Tahun 2012 Jumat 9 maret, ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 7 kali. Sementara itu Wakil Bupati Poso dalam sambutannya menyampaikan bahwa, pemerintah daerah kabupaten Poso mendukung penuh terbentuknya wadah yang disebut majelis adat Pamona Poso, sebuah wadah yang diharapkan dapat terus menggali, mengembangkan, memelihara adat istiadat yang telah ada sejak zaman leluhur kita, untuk itu diharapkan agar seluruh peserta Raker ini dapat dengan serius dan bertanggung jawab dalam melaksanakan rapat maupun dalam pelaksanaan program-program kerja nantinya demi melestarikan Adat dan budaya daerah kita Tana Poso tercinta. Sebelumnya, Ketua umum lembaga majelis adat Pamona Poso kabupaten Poso telah mengukuhkan 28 orang yang telah diangkat sebagai panitia penyelenggara rapat kerja tahun 2012 yang disebut “Pepatongko” sesuai keputusan majelis Adat pamona kabupaten poso nomor: 01/MAK/2012 tentang penetapan badan pengurus lembaga adat pamona poso/lembaga adat pamona poso. Ketua Panitia pelaksana Pdt. R.Mbio, STh dalam laporannya menyampaikan bahwa pelaksanaan Raker Majelis adat pamona poso akan berlangsung 1 hari dengan peserta Camat, Majelis adat, utusan dari setiap desa/ kelurahan di 13 kecamatan masing –masing 2 orang serta utusan dari luar kabupaten poso masing –masing 1 orang. Narasumber / pembicara pada Raker ini adalah Bupati poso, Forum komunikasi pipmpinan Daerah dan kertua umum majelis adat pamona poso kabupaten Poso. Adapun tujuan dilaksanakannya Raker lembaga adat pamona poso adalah mensosialisasikan program kerja lembaga adat pamona poso hasil musyawarah majelis adat pamona Poso tingkat kabupaten Poso perriode 2011-2016, dengan tema “Tapapeawa potunda Ada ri lemba Ntana Poso. 



 Sumber : ww.posokab.go.id

Makam Leluhur Suku Asli Poso

Tentena-Pamona Puselembah Jika anda mengunjungi kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mampirlah ke gua latea di tentena.salah satu pilihan untuk melepaskan kepenatan sembari menelusuri masa lalu dengan pemandangan alam yang indah serta hawa udara yang segar. Suku Pamona, suku asli Poso mempunyai kebiasaan unik saat menguburkan keluarganya yang meninggal dunia jenazah diletakan di dalam peti kayu yang kemudian disimpan di dalam gua. Sisa-sisa tradisi suku pamona ini masih bisa kita saksikan di gua –gua pamona salah satunya adalah Gua Latea, tentena sekitar 57 kilometer arah barat daya kota Poso. Gua Latea adalah gua alam berupa bukit kapur yang usia genesisnya ditaksir tidak kurang dari 30 juta tahun silam. gua ini digunakan sebagai kuburan suku pamona leluhur orang pamona yang juga biasanya disebut orang Poso itu dulunya hidup di bukit-bukit, khususnya yang hidup di perbukitan Wawolembo. Sistem penguburan dengan menaruh jenazah di gua-gua itu baru berakhir sekitar abad ke-19 masehi, setelah para penginjil dari belanda menyebarkan agama kristen di wilayah ini. gua ini pernah mengalami keruntuhan batuan sekitar lebih 2000 tahun silam. Gua latea terdiri dari dua kamar utama kamar pertama terletak di kaki bukit di mana terdapat empat pasang peti jenazah dan 36 tengkorak manusia beserta rangkanya. kamar kedua, terletak di atas bukit berisi di mana terdapat 17 pasang peti jenazah 47 buah tengkorak dan lima buah gelang tangan. Gua ini adalah kuburan leluhur suku pamona. cara penguburan zaman dulu masyarakat pamona ini sama seperti yang dilakukan di tanah toraja, sulawesi selatan. berdasarkan historisnya orang Pamona dan orang Toraja masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat. Tidak hanya di gua latea, kuburan nenek moyang orang pamona lainnya terdapat di gua pamona yang letaknya persis di tepi danau Poso, Tangkaboba nama gua itu, gua ini memiliki 12 ruang. Mengunjungi gua-gua kuburan leluhur suku asli Poso membuat pikiran lepas dari kepenatan rutinitas kerja sehari-hari.apalagi sejauh mata memandang, kita dikelilingi danau poso yang bening dan hawa udara dingin yang segar. 




 Sumber : ww.posokab.go.id